Budidaya Kubis Bunga
KUBIS
BUNGA
Pendahuluan
Kubis bunga (Brassica
oleracea var. Botrytis forma cauliflora) termasuk famili
Brassicaceae. Kubis bunga mempunyai bakal bunga yang mengembang hingga
menyerupai telur dan berwarna putih kekuning–kuningan.
Persyaratan
Tumbuh
Kubis bunga pada umumnya ditanam di
daerah yang berhawa sejuk, di dataran tinggi 1000–2000 m dpl dan bertipe iklim
basah.
Pertumbuhan
optimum dapat tercapai pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus,
dengan pH tanah antara 6–7 dan pada suhu 170C. Waktu tanam yang baik pada awal musim hujan
atau
awal
musim kemarau. Namun kubis bunga dapat ditanam sepanjang tahun dengan
pemeliharaan lebih intensif.
1.
Varietas
Varietas yang dianjurkan antara
lain Cirateun, dengan kebutuhan benih 200-300 g/ha.
2.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam
dahulu dalam air hangat (50°C) atau dalam larutan Previcur N (1 cc/l) selama
satu jam. Kemudian benih disebar merata pada bedengan pesemaian dengan media
berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan
daun pisang selama 2-3 hari.Bedengan persemaian diberi naungan/atap
screen/kasa/plastik transparan.Persemaian ditutup dengan screen untuk
menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam
bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang
steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan
setelah berumur 3–4minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.
3.
Pengolahan
Tanah
Dipilih lahan yang bukan bekas
tanaman kubis–kubisan. Sisa–sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur. Tanah
dicangkul sampai gembur dengan kedalaman 10-20 cm karena perakarannya dangkal.
Kemudian dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 70 cm (antar barisan) x
50 cm (dalam barisan) atau 60 cm x 40 cm. Bila pH tanah kurang dari 5,5
dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha.
Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan
tanah.
4.
Pemupukan
Pemupukan mengunakan pupuk
kandang dan buatan. Pupuk kandang dapat berupa pupuk kandang sapi 30 ton/ha,
pupuk kandang domba 20 ton/ha, atau kompos jerami padi 18 ton/ha. Sedangkan
pupuk buatan berupa Urea sebanyak 100 kg/ha, ZA 250 kg/ha. TSP atau SP-36 250
kg/ha dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak 4 g + ZA 9
g, TSP (SP-36) 9 g, dan KCl 7 g. Pupuk kandang (1 kg), setengah dosis pupuk N
(Urea 2 g + ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan sebelum tanam
pada tiap lubang tanam sebagai pupuk dasar. Sedangkan pupuk susulan berupa sisa
pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g per tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur
empat minggu.
5.
Pemeliharaan
tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari
sampai kubis tumbuh normal (lilir), kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada
tanaman yang mati, segera disulam dan penyulam dihentikan setelah tanaman
berumur 10–15 hari setelah tanam. Penyiangan dan pendangiran dilakukan
bersamaan dengan waktu pemupukan pertama dan kedua.
6.
Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang
tanaman kubis bunga antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar,
busuk hitam, busuk lunak, bercak daun, penyakit embun tepung, dsb. Pengendalian
OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan,
antara lain adalah :
-
Bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda :
tanaman dicabut dan dimusnahkan
-
Penggunaan musuh alami (parasitoid Diadegma
semiclausum)
-
Tumpangsari kubis bunga– tomat
-
Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis
yang sesuai petunjuk dan harus tepat dalam pemilihan jenis, dosis, volume semprot,
cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya
7.
Panen
dan Pasca Panen
Kubis bunga dapat dipanen
apabila bunga sudah padat dan kompak. Pemanenan dapat dilakukan dengan cara
memotong bagian pangkal batangnya dan disisakan 6–7 helai daun untuk pembungkus
bunga. Produksi per hektar berkisar antara 15–30 ton/ha kualitas pasar. Bila
terlambat panen, bunganya tidak rata, berbulu keunguan, dan merekah dan
kemudian muncul tangkai bunga. Kelebihan pupuk N dapat menghasilkan bunga
seperti di atas hingga mutunya rendah. Panen yang dilakukan pada musim hujan
menyebabkan munculnya bintik-bintik hitam pada bunga, karena adanya serangan
bakteri busuk lunak Erwinia carotovora.
Badan
Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Holtikultura
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar