Budidaya Mentimun
MENTIMUN
Pendahuluan
Mentimun (Cucumis sativus L.) dikenal dengan nama lain timun (Jawa), bonteng (Sunda), atau cucumber (Inggris), termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Kegunaan mentimun antara lain untuk mentimun
segar (dipilih buah yang berwarna
hijau gelap dengan ukuran buah panjang) dan
untuk bahan dasar acar (diplih buah yang berwarna hijau terang dengan ukuran buah pendek).
Persyaratan Tumbuh
Tanaman mentimun bisa dibudidayakan pada ketinggian 200-800
m dpl, dengan ketinggian optimal 400 m dpl. Tekstur tanah yang
cocok adalah yang berkadar liat
rendah dengan pH 6-7.
1.
Perkecambahan Benih
Perkecambahan dilakukan di bak berukuran 10 cm x 50 cm x 50
cm atau tergantung kebutuhan. Bagian atas bak terbuka sedangkan bagian bawah
diberi lubang-lubang kecil berdiameter 0,5 cm untuk peresapan air. Bak diisi
pasir (yang telah diayak) setinggi 7-8 cm, dan diatas pasir tersebut dibuat
alur tanam berkedalaman 1 cm dan jarak antar alur 5 cm, panjang alur sesuai
panjang bak. Benih mentimun disebar dalam alur tanam secara rapat dan merata,
kemudian ditutup dengan pasir dan disiram air hingga lembab.
2.
Persemaian
Benih yang sudah berkecambah dipindahkan ke polibag semai
dan diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari yang kuat, hujan dan
juga OPT.
3.
Pengolahan Lahan
Tanah diolah kemudian dicampur dengan pupuk kandang dengan dosis
10-20 ton/ha. Dibuat bedengan dengan lebar 100 cm, panjang disesuaikan dengan
kondisi lahan dan tinggi 20 cm pada musim kemarau atau 30 cm pada musim hujan.
Jarak antar bedengan 30 cm.
4.
Penanaman
Bibit yang sudah mempunyai 2-3 helai daun sejati (berumur
20-23 hari) siap ditanam. Ada beberapa cara tanam yang dapat digunakan, yaitu :
a. cara tanam baris dengan jarak
antar tanaman 30 cm x 40 cm (menggunakan rambatan tunggal atau ganda), lubang
tanam berupa alur.
b. cara tanam persegi panjang
dengan jarak tanam 90 cm x 60 cm (menggunakan sistem rambatan piramida)
c. cara tanam persegi panjang
dengan jarak tanam 80x50 cm (menggunakan sistem rambatan para-para).
5.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan: Urea (225 kg/ha), ZA (150 kg/ha), KCl
(525 kg/ha), dan pupuk kandang (1,5-2 kg/tanaman). Pemupukan dilakukan dua kali
yaitu setengah dosis sebelum tanam dan setengah dosis sisanya pada saat tanaman
berumur 30 hari. Pupuk ditempatkan pada 4 lubang pupuk yang dibuat dengan jarak
dari batang utama tanaman 10-15 cm disekeliling tanaman. Lubang pemupukan
berdiameter 30-60 mm dengan kedalaman 3-4 cm. Pemupukan dapat dilakukan dengan
sistem kocoran bila curah hujan sangat kurang
6.
Pemeliharaan
Pemasangan mulsa sebaiknya setelah bibit mentimun
dipindahkan ke lapangan (kecuali untuk benih yang ditebar langsung ke kebun produksi).
Mulsa dapat berupa jerami padi atau mulsa plastik hitam perak. Rambatan
sebaiknya mulai dibuat 4-5 hari setelah bibit ditanam. Bentuk rambatan dipilih
dengan mempertimbangan kesehatan tanaman, kemudahan pemeliharan, juga segi
kemudahan mendapatkan bahan untuk rambatan. Pengikatan dilakukan menggunakan
tali yang permukaannya halus, namun kuat dan tidak mudah membusuk (tali rafia).
Pengikatan dilakukan tiap 2 ruas pada bagian bawah buku-buku batang. Perompesan
dilakukan terhadap bunga, daun maupun cabang air. Pembuangan bunga dilakukan
terhadap bunga yang tumbuh sampai ruas ketiga dari bawah, bunga jantan, dan
bila pada suatu buku terdapat lebih dari satu bunga, maka dipilih satu bunga
sehat saja untuk dibiarkan tumbuh. Pembuangan daun dilakukan pada saat tanaman
berumur 1,5-2 bulan terhadap daun tua yang terletakdekat permukaan tanah. Pembuangan
cabang air yaitu tunas atau kuncup daun yang tumbuh di ketiak daun. Pengairan
sangat diperlukan terutama bila tanaman mentimun ditanam saat musim kemarau.
Penyiraman dilakukan secukupnya dan sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Penyiangan
gulma dilakukan karena gulma dapat menjadi inang pengganti OPT, selain itu akan
menimbulkan persaingan dalam mendapatkan hara bagi tanaman mentimun. Sanitasi
dilakukan dengan menghilangkan bagian tanaman atau tanaman yang sakit agar
tidak menjadi sumber penularan penyakit.
7.
Pengendalian Organisme
Penggganggu Tanaman (OPT)
Beberapa OPT penting pada mentimun antara lain adalah :
- Kumbang
mentimun (Aulacophora sp.). Serangga dewasa maupun larva makan daun mentimun
sehingga daun berlubang tidak beraturan.
- Kumbang
totol hitam (Henosepilachna sp.). Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini
hampir sama dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh kumbang mentimun. Penyakit dumping-off yang disebabkan oleh Pythium sp. Penyakit mosaik mentimun
yang disebabkan oleh CMV
Pengendalian
OPT yang dapat dilakukan antara lain adalah:
- Secara
fisik (mengambil dan memusnahkan telur, larva, imago hama, juga bagian tanaman
maupun tanaman sakit yang dapat menjadi sumber inokulum penyakit).
- Pengendalian
kimiawi secara selektif (fisiologis maupun ekologis) menggunakan pestisida yang
tepat.
- Penggunaan
varietas tahan.
8.
Panen dan Pascapanen
Panen pertama mentimun dapat dilakukan setelah tanaman berumur
± 75-85 hari. Masa panen dapat berlangsung 1-1,5 bulan. Panen dapat dilakukan
setiap hari, umumnya diperoleh 1-2 buah/tanaman setiap kali petik. Produksi
buah mentimun mencapai 12-300 ton/ha. Buah mentimun layak petik adalah buah
yang masak penuh dengan warna yang seragam mulai dari ujung hingga ujung buah
dan mencapai panjang optimal sesuai dengan varietasnya. Buah yang dipetik terlalu
awal akan mudah keriput, sedang bila terlalu lambat dipetik buah akan terasa
pahit. Pemetikan dilakukan dengan cara memotong sebagian dari tangkai buahnya
menggunakan gunting pangkas atau pisau. Pemetikan sebaiknya dilakukan pada pagi
hari agar buah masih segar karena penguapan sedikit. Mentimun mudah mengalami
kehilangan kandungan air setelah panen sehingga buah menjadi keriput dan tidak
tahan lama. Oleh karena itu sebaiknya setelah panen, mentimun disimpan di
tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari secara langsung. Apabila
hendak dikemas sebaiknya kemasan diberi lubang agar sirkulasi udara lancar, dan
ditempatkan di tempat sejuk.
Badan Penelitian Tanaman
Sayuran
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Holtikultura
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar