Budidaya Kubis
KUBIS
Pendahuluan
Kubis (Brassica oleracea
L.)
merupakan tanaman semusim atau dua musim dan termasuk dalam famili Brassicaceae. Bentuk
daunnya
bulat
telur sampai lonjong dan lebar seperti kipas. Sistem perakaran kubis agak
dangkal, akar tunggangnya segera bercabang dan memiliki banyak akar
serabut. Kubis mengandung protein, Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B1,
Vitamin B2 dan Niacin. Kandungan protein pada kubis putih lebih rendah
dibandingkan pada kubis bunga, namun kandungan vitamin A-nya lebih tinggi
dibandingkan dengan kubis bunga.
Persyaratan
Tumbuh
Kubis pada umumnya ditanam di daerah
yang berhawa sejuk, di dataran tinggi
800–2000 m dpl dan bertipe iklim basah, namun terdapat pula varietas yang dapat ditanam di dataran rendah atau 200
m dpl. Pertumbuhan
optimum didapatkan pada tanah yang banyak mengandung
humus, gembur, porus, pH tanah antara 6–7. Waktu tanam yang baik pada awal musim hujan atau awal musim kemarau.
Namun kubis dapat ditanam sepanjang
tahun dengan pemeliharaan lebih intensif.
1.
Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah
Green Coronet, KK – Cros, Gloria Osena, dan lain–lain. Kebutuhan benih untuk
luasan satu hektar adalah 200-250 g.
2.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam
dahulu dalam air hangat (50°C) atau larutan Previcur N (1 cc/l) selama satu
jam. Benih disebar merata pada bedengan/tempat penyemaian dengan media campuran
tanah dan pupuk kandang/kompos (1:1), lalu ditutup dengan daun pisang selama
2-3 hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap dari screen/kasa/plastik
transparan. Kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari
serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan
daun pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang
steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan
setelah berumur 3–4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.
3.
Pengolahan
Lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas
tanaman kubis–kubisan. Sisa–sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur, keemudian
tanah dicangkul sampai gembur. Dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam
70 cm (antar barisan) x 50 cm (dalam barisan) atau 60 cm x 40 cm. Bila pH tanah
kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis
1,5 ton/ha dan diaplikasikan 3-4 minggu sebelum tanam atau bersamaan dengan
pengolahan tanah.
4.
Pemupukan
Pupuk yang digunakan berupa
pupuk kandang dan buatan. Pupuk kandang dapat berupa pupuk kandang sapi 30
ton/ha, pupuk kandang domba 20 ton/ha, atau kompos jerami padi: 18 ton/ha.
Sedangkan pupuk buatan berupa Urea sebanyak 100 kg/ha, ZA 250 kg/ha, TSP atau
SP-36 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak
4 g + ZA 9 g, TSP 9 g (SP-36), dan KCl 7 g. Pupuk kandang (1 kg), setengah
dosis pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan
sebelum tanam pada tiap lubang tanam sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk N (Urea 2
g + ZA 4,5 g per tanaman) diberikan pada saat tanaman berumur empat minggu.
5.
Pemeliharaan
Tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari
sampai kubis tumbuh normal (lilir), kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada
tanaman yang mati, segera disulam dan penyulaman dihentikan setelah tanaman
berumur 10–15 hari dari waktu tanam. Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan
dengan waktu pemupukan pertama dan kedua.
6.
Pengendalian
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang
tanaman kubis antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar, busuk
hitam, busuk lunak, bercak daun, penyakit embun tepung, dsb. Pengendalian OPT
dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan,
antara lain adalah :
-
Bila terdapat serangan akar bengkak pada tanaman muda,
tanaman dicabut dan dimusnahkan
-
Penggunaan musuh alami (parasitoid Diadegma
semiclausum)
-
Tumpangsari kubis– tomat
- Penggunaan pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis
yang sesuai petunjuk Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar
baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
7.
Panen
dan Pasca Panen
Kubis dapat dipanen setelah kropnya besar, penuh dan padat. Bila
pemungutan terlambat krop akan pecah dan kadang–kadang busuk. Pemungutan
dilakukan dengan memotong krop berikut sebagian batang dengan disertakan 4–5
lembar daun luar, agar krop tidak mudah rusak. Produksi kubis dapat mencapai
15–40 ton/ha.
Badan
Penelitian Tanaman Sayuran
Pusat
Penelitian dan Pengembangan Holtikultura
Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar