Budidaya Petsai
PETSAI
Pendahuluan
Petsai (Brassica chinensis L.) termasuk dalam famili Brassicaceae merupakan tanaman semusim dan
dua musim. Tanaman petsai batangnya pendek sekali, hingga
hampir tidak kelihatan. Bentuk daun bulat panjang, berbulu halus
sampai kasar, dan rapuh. Tulang daun utamanya lebar sekali dan
berwarna putih serta banyak mengandung air. Petsai sering juga disebut
petsai cina. Tanaman petsai dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a. Petsai atau petsai-sin
(Brassica pekinensis
L.). Jenis petsai ini mempunyai
daun kasar, berkerut–kerut, dan berbulu. Bentuk krop panjang atau lonjong,
tidak kompak dan mudah rusak.
b. Packhoi atau caisin (Brassica chinensis L.). Jenis petsai ini mempunyai
daun halus dan tidak berbulu, dapat di tanam di dataran tinggi maupun rendah,
kropnya tidak kompak/lepas, tetapi daunnya wulet.
Persyaratan Tumbuh
Petsai banyak ditanam di daerah pegunungan yang tingginya
lebih dari 1000 m dpl. Sayuran ini
tumbuh dengan baik dan membentuk krop pada
suhu 12-220C dan tanah yang subur dan mengandung banyak bahan organik dengan pH 6-7,5.
1.
Varietas
Varietas yang danjurkan antara lain adalah Granat, Hybrid
Naga Oka dan Naga Oka King, Sangihe, Talaud dan varietas lokal lain. Kebutuhan
benih per ha adalah 200-250 g.
2.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat
(50°C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Setelah itu, benih
disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah +
pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3
hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan
kemudian persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT.
Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan kedalam bumbunan yang terbuat dari daun
pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril).
Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah
berumur 3–4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun
3.
Pengolahan Lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman kubis-kubisan.
Sisa–sisa tanaman dikumpulkan lalu dikubur dan tanah dicangkul sampai gembur. Kemudian
dibuat lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 40-50 cm (antar barisan) x
30-40 cm (dalam barisan). Bila pH tanah kurang dari 5,5 dilakukan pengapuran
menggunakan Kaptan/Dolomit dengan dosis 1,5 ton/ha, dan diaplikasikan 3-4
minggu sebelum tanam (bersamaan dengan pengolahan tanah)
4.
Pemupukan
Pupuk kandang yang digunakan dapat berupa pupuk kandang sapi
30 ton/ha, pupuk kandang domba 20 ton/ha, atau kompos jerami padi 18 ton/ha,
sedangkan pupuk buatan berupa Urea sebanyak 100 kg/ha, ZA 250 kg/ha, TSP atau
SP-36 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. Untuk tiap tanaman diperlukan Urea sebanyak
4 g + ZA 9 g, TSP 9 g (SP-36), dan KCl 7 g. Pupuk kandang (1 kg), setengah
dosis pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g), pupuk TSP (9 g) dan KCl (7 g) diberikan
sebelum tanam pada tiap lubang tanam. Sisa pupuk N (Urea 2 g + ZA 4,5 g) per
tanaman diberikan pada saat tanaman berumur empat minggu.
5.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman dilakukan tiap hari sampai petsai tumbuh normal
(lilir), kemudian diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam
dan penyulam dihentikan setelah tanaman berumur 10–15 hari dari waktu tanam.
Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama
dan kedua.
6.
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman cabai antara lain ulat
daun petsai, ulat krop petsai, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun,
penyakit embun tepung, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang
menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
-
Bila
terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda : tanaman dicabut dan
dimusnahkan.
-
Penggunaan
musuh alami (parasitoid Diadegma semiclausum)
-
Tumpangsari
petsai– tomat.
-
Penggunaan
pestisida kimia sesuai kebutuhan dengan dosis yang sesuai petunjuk.
7.
Panen dan Pascapanen
Petsai dapat dipanen setelah kropnya besar dan kompak,
kira–kira umur 60 hari setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memotong bagian
pangkal batang dan menyisakan 2-3 lembar daun untuk perlindungan saat
pengepakan dan transportasi. Jika dipanen terlalu muda, daun masih lunak
sehingga mudah rusak, sedangkan jika dipanen terlalu tua, krop sudah tidak
kompak lagi sehingga mengurangi harga jual. Produksi per hektar bisa mencapai
15–20 ton. Petsai hanya bisa disimpan beberapa hari saja jika kondisinya lembab.
Pengepakan biasanya menggunakan keranjang bambu. Untuk menghindari kerusakan
krop, penumpukan yang berlebihan harus dihindari.
Badan Penelitian Tanaman
Sayuran
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Holtikultura
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar