Perbanyakan Tanaman
PERBANYAKAN TANAMAN
A. STEK
Stek merupakan cara
perbanyakan tanaman secara vegetatif buatan dengan menggunakan sebagian batang,
akar, atau daun tanaman untuk ditumbuhkan menjadi tanaman baru. Sebagai
alternarif perbanyakan vegetatif buatan, stek lebih ekonomis, lebih mudah,
tidak memerlukan keterampilan khusus dan cepat dibandingkan dengan cara
perbanyakan vegetatif buatan lainnya. Cara perbanyakan dengan metode stek akan
kurang menguntungkan jika bertemu dengan kondisi tanaman yang sukar berakar,
akar yang baru terbentuk tidak tahan stress lingkungan dan adanya sifat
plagiotrop tanaman yang masih bertahan.
Stek merupakan potongan organ vegetatif (akar, batang, daun, dll)
tanaman yang digunakan untuk perbanyakan tanaman, dengan maksud agar bagian
tersebut membentuk akar. Stek yang dapat digunakan untuk tanaman sirih merah
ini adalah dengan cara stek batang.
Alasan mengapa perbanyakan melalui stek batang adalah karena stek merupakan cara yang sederhana, murah dan cepat. Jumlah bibit yang dihasilkan dari satu tanaman induk lebih banyak. Seluruh bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman indukknya.
Alasan mengapa perbanyakan melalui stek batang adalah karena stek merupakan cara yang sederhana, murah dan cepat. Jumlah bibit yang dihasilkan dari satu tanaman induk lebih banyak. Seluruh bibit yang dihasilkan memiliki sifat genetis yang sama dengan tanaman indukknya.
Tahap-tahap
pembibitan tanaman sirih merah dengan cara stek dapat dilakukan sebagai
berikut:
a.
Pilih
tanaman induk yang sehat dan memiliki batang kokoh sebesar tusuk sate bambu
atau lebih baik bisa lebih besar. Lebar daun sedang atau bisa lebih dan tebal.
Berdasarkan pengalaman penulis, bahan stek dengan batang dan ukuran daun kecil,
maka akan menghasilkan bibit yang berukuran kecil pula dan cenderung tanaman
kurang mampu berkembang dengan baik.
b.
Potong
batang tersebut menjadi satu atau dua ruas dengan syarat masing-masing ruas
masih memiliki daun. Jika bahan stek yang digunakan 2 ruas, minimal salah satu
ruasnya memiliki daun tetapi lebih baik kedua ruas berdaun. Bahan stek dengan
ruas tanpa daun, prosentase tumbuh sangat kecil, atau bahkan tidak dapat tumbuh
sama sekali. Karena proses fotosintesis yang terjadi tidak sempurna, sehingga
menghambat pertumbuhan dan perkembangan bibit stek.
c.
Rendam
bahan stek tersebut ke dalam air bersih selama 15 – 30 menit. Untuk hasil yang
lebih baik dan mengurangi resiko kegagalan pertumbuhan bibit stek, air rendaman
dapat ditambah vitamin B1 yang khusus untuk tanaman atau yang biasa dijual di
apotik dalam bentuk tablet. 1 ml vitamin B1 dilarutkan dalam 1 liter air
bersih. Atau 1 tablet /1 liter air. Rendam bahan stek tersebut selama 30 menit
atau lebih. Vitamin B1 mengandung tiamin yang berfungsi untuk mempercepat
pembelahan sel pada meristem akar.
Berdasarkan uji coba dan pengalaman penulis, bahan stek yang direndam dalam larutan vitamin B1 selama ± 24 jam dengan 1 ruas diperoleh tingkat keberhasilan 90%. Selain itu pertumbuhan tunas dan akar lebih cepat bila dibandingkan dengan yang tidak direndam dengan vitamin B1.
Bahan stek dapat juga direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) terlebih dahulu seperti Rootone F atau Atonik. Cara menggunakan Rootone F adalah olesi pangkal stek dengan ZPT tersebut yang telah dibuat pasta agak encer, karena Rootone F berbentuk serbuk. Kemudian diangin-anginkan sebentar. Bila menggunakan ZPT Atonik, caranya adalah larutkan Atonik sebanyak 1 ml dalam 1 liter air bersih, kemudian rendam bahan stek tersebut selama 15 menit. Setelah itu angkat dan diangin-anginkan sebentar, baru ditanam. Tujuan perlakuan ZPT adalah untuk merangsang pembentukan akar sehingga mempercepat pertumbuhan tunas stek.
Berdasarkan uji coba dan pengalaman penulis, bahan stek yang direndam dalam larutan vitamin B1 selama ± 24 jam dengan 1 ruas diperoleh tingkat keberhasilan 90%. Selain itu pertumbuhan tunas dan akar lebih cepat bila dibandingkan dengan yang tidak direndam dengan vitamin B1.
Bahan stek dapat juga direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh (ZPT) terlebih dahulu seperti Rootone F atau Atonik. Cara menggunakan Rootone F adalah olesi pangkal stek dengan ZPT tersebut yang telah dibuat pasta agak encer, karena Rootone F berbentuk serbuk. Kemudian diangin-anginkan sebentar. Bila menggunakan ZPT Atonik, caranya adalah larutkan Atonik sebanyak 1 ml dalam 1 liter air bersih, kemudian rendam bahan stek tersebut selama 15 menit. Setelah itu angkat dan diangin-anginkan sebentar, baru ditanam. Tujuan perlakuan ZPT adalah untuk merangsang pembentukan akar sehingga mempercepat pertumbuhan tunas stek.
d.
Siapkan
tempat penyemaian berupa pot bibit berdiameter 10 cm atau polybag yang sudah
dilubangi bagian bawah dan samping. Kemudian diisi campuran media semai berupa
hasil ayakan pakis (berupa serbuk menyerupai tanah), pasir,arang sekam,pupuk
organik dengan perbandingan 4:2:2:1. Selain media diatas dapat juga menggunakan
campuran humus daun bambu, arang sekam, pasir, pupuk organik dengan
perbandingan 4:4:2:1. Atau bisa juga dimodifikasi sendiri oleh pembibit. Untuk
mencegah adanya hama dalam media semai tersebut, sebaiknya ditabur Furadan 3G
sebanyak satu ujung sendok teh per polybag. Kemudian media disiram dengan air
bersih hingga cukup basah.
Pada dasarnya, media semai yang digunakan untuk stek sirih merah ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Pada dasarnya, media semai yang digunakan untuk stek sirih merah ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1.
Cukup
kompak (firm and dense)
2.
Mempunyai
kapasitas pegang air (Watter holding capacity) yang baik/tinggi.
3.
Mempunyai
aerasi yang baik.
4.
Bebas
dari benih gulma, nematoda, jamur, bakteri patogenik dan musuh alami lainnya.
5.
Menyediakan unsur hara esensial bagi tanaman.
e.
Tanam
bahan stek tadi pada media semai dengan tepat dan benar. Perhatikan letak mata
tunas pada ketiak daun menghadap keatas dan jangan sampai terbalik. Usahakan
buku (letak daun, mata tunas dan akar serabut) tertutup media sedalam 0,5 cm –
1 cm dari permukaan media. Hal ini disebabkan jika terlalu dalam, maka mata
tunas dan akar cepat membusuk. Setelah ditanam, siram kembali dengan air bersih
agar stek tidak layu. Letakkan bibit stek tersebut di tempat yang teduh dan
sejuk, jangan terkena sinar matahari langsung.
f.
Pemeliharaan
bibit stek. Penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari pada musim kemarau. Pada
musim hujan cukup 1 kali sehari atau sesuai kondisi, jika media terlalu basah
tidak perlu disiram. Untuk memperkuat pertumbuhan bibit, dapat disiram dengan
larutan vitamin B1 seminggu sekali. Kurang lebih pada umur 2 minggu, tunas akan
muncul kepermukaan media. Pada umur 4 minggu memiliki daun 2 sampai 3 lembar
berasal dari tunas baru (daun asal bahan stek tidak dihitung), dan akar tanaman
dari pangkal batang sudah panjang memenuhi bagian dasar polybag / pot. Bibit
siap untuk dipindah tanam ke pot yang berukuran lebih besar atau langsung ke
tanah.
- GRAFTING
Grafting/penyambungan
adalah seni menyambungkan 2 jaringan tanaman hidup sedemikian rupa sehingga
keduanya bergabung dan tumbuh serta berkembang sebagai satu tanaman gabungan.
Teknik apapun yang memenuhi kriteria ini dapat digolongkan sebagai metode
grafting. Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan
ukuran batang atas tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas
(Hartmann et al, 1997).
Grafting V adalah cara grafting yang paling aman, karena bidang
perekatan antara batang atas dan batang bawah cukup besar, dan kedua batang
dengan mudah dapat menyatu dan tidak mudah lepas.
Tata cara pengerjaannya dalah sebagai berikut:
- Persiapkan
semua alat dan bahan untuk grafting
- Entress
atau batang atas, daunnya dibuang, disisakan pangkal tangkai daun sekitar
1 milimeter dari batang.
- Potong batang bawah secara horisontal, lurus, dan usahakan pemotongan sekali tebas langsung putus.
- Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari tempat hasil potongan horisontal.
- Buat potongan huruf V terbalik untuk entrees atau batang atas, kemudian potong bagian atasnya sehingga entress berukuran panjang 2-3 cm, dan terdapat beberapa ruas.
- Rekatkan
batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V. Pastikan bahwa
kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika direkatkan, tidak ada
rongga.
- Ikat
bidang sambungan dengan plastik pengikat, dan ditutup dengan plastik
penutup.
- MENCANGKOK
Cangkok merupakan
salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk mendapatkan
tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan.
Menurut Rochiman dan Harjadi (1973), hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan pencangkokan tanaman adalah : (1) waktu mencangkok, sebaiknya pada
musim hujan karena tidak perlu melakukan penyiraman berulang-ulang, (2) Memilih
batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak terlalu
tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya, (3)
Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan
cukup lembab sepanjang waktu.
Mencangkok atau
okulasi adalah teknik pengembang biakan tanaman yg sangat cocok utk di tanam di
dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga
nantinya pohon tumbuh tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dg teknik
cangkok tidak akan mempunyai akar tunggang.
Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh : Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll.
Tanaman yg dapat dicangkok adalah tanaman buah berkayu keras atau berkambium. Contoh : Mangga, jambu, jambu air, jeruk, dll.
Alat-alat yg
diperlukan :
1. Pisau yg kuat dan tajam.
2. Serabut kelapa atau plastik
kresek.
3. Tali atau karet ban dalam bekas.
4. Paku panjang 10 cm.
5. Ember atau apa saja media lain utk
menampung air.
6. Kursi/tangga/stegger, jika cabang
terlalu tinggi.
7. Campuran tanah subur : Pupuk
kandang : serabuk gergaji perbandingan 1:1:1
Langkah-langkah mencangkok :
1. Pertama, pastikan bahwa induk
semang tanaman adalah dari varietas unggul, agar hasilnya nanti adalah bibit
unggul juga.
2. Tentukan cabang yg lurus dan cukup
besar agar nanti pohon cukup kuat utk mandiri. Kira-kira sebesar pergelangan
tangan anak atau berdiameter 3 cm.
3. Selanjutnya, kerat pangkal cabang
menggunakan pisau. Kerat sekali lagi dari keratan pertama berjarak sekitar satu
kepalan tangan atau 5 cm.
4. Buang kulit antara keratan tadi.
5. Setelah kulit kayu bersih, kerok
lendir/getah sampai bersih dan kayu tidak licin lagi.
6. Ambil serabut kelapa atau plastik secukupnya
ikat bagian bawah dulu.
7. Bentuk sedemikian rupa sehingga
membentuk penampung, isi dengan campuran tanah yg sudah dipersiapkan. Isian
harus cukup padat dengan cara ditekan-tekan.
8. Ikat bagian atas serabut atau
plastik dan pastikan campuran tanah tertutup rapat.
9. Buat lubang-lubang utk pembuangan
air berjarak 1 cm antar lubangnya (jika medianya adalah plastik).
10. Siram air sampai air menetes dari
cangkokan.
Tunggulah sekitar
4-6 minggu sebelum cangkokan siap dipisahkan dari induknya. Ingat selalu utk
menyirami cangkokan setiap pagi dan sore hari. Utk memastikan bahwa tanaman yg
dicangkok sudah jadi, check apakah sudah keluar akar yg cukup banyak, biasanya
sampai menembuas plastik atau serabut pembungkus. Jika kondisi ini sudah
memenuhi syarat, potong tanaman dari induknya. Sebaiknya memotong menggunakan
gergaji agar tanaman tidak rusak. Kurangi daun dan ranting. sisakan beberapa
lembar daun saja.
- OKULASI
Okulasi termasuk
cara perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pasti sudah banyak yang tahu cara
okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu
langkah-langkahnya. Pada dasarnya langkah-langkah okulasi dapat di jelaskan
sebagai berikut :
- Batang
bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2 cm kemudian ditarik kebawah
hingga menyerupai lidah lalu baigain lidah dipotong separuhnya.
- Mata
tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kayunya dari arah
bawah keatas sepanjang 2 cm, kemudian bagian kayu dikelupas.
- Mata tunas (entres) ditempelkan / disisipkan pada celah sayatan batang bawah hingga benar-benar menyatu.
- Pada
bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari
tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.
- Pada
umur 4-6 minggu setelah penempelan pembalut plastic dapat dibuka untuk
mengetahui keberhasilannya.
- Apabila
mata tempel menyatu dan berwarna hijau segar berarti okulasi berhasil,
namun bila berwarna coklat sampai hitam dan kering berarti penempelan
gagal.
Komentar
Posting Komentar