Budidaya Tomat
TOMAT
Pendahuluan
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae
dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam
secara luas di dataran rendah sampai
dataran tinggi, pada lahan bekas sawah dan lahan
kering.
Persyaratan Tumbuh
Tomat dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Tanaman dapat tumbuh baik pada tanah yang gembur, sarang,
subur, banyak mengandung humus dan pH
tanah berkisar antara 5–6. Temperatur optimum untuk
pertumbuhan tomat antara 21-240C. Waktu
1.
Varietas
Varietas yang dianjurkan adalah Opal, Mirah, Jamrud,
Permata, Martha, Idola dan sebagainya. Kebutuhan benih adalah sebanyak 100–150
g/hektar.
2.
Persemaian
Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air hangat
(50°C) atau larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada
bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah + pupuk kandang/kompos
(1:1), lalu ditutup dengan daun pisang selama 2-3 hari. Bedengan persemaian
diberi atap dari screen/kasa/plastik transparan. Persemaian ditutup dengan
screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit
dipindahkan kedalam bumbunan daun pisang/pot plastik dengan media yang sama
(tanah + pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam
di lapangan setelah berumur 3 minggu.
3.
Pengolahan Lahan
Dipilih lahan yang bukan bekas tanaman terung-terungan (Solanaceae).
Sisa-sisa tanaman sebelumnya dikumpulkan lalu dikubur. Jika pH tanah kurang
dari 5,5, digunakan kapur pertanian atau Dolomit (1,5 ton/ha) dan diaplikasikan
3-4 minggu sebelum tanam. Kapur disebar rata, lalu dicangkul dan diaduk sedalam
lapisan olah dengan merata sehingga pH tanah mencapai ± 6. Kemudian dibuat
guludan dengan lebar 60 cm atau bedengan dengan lebar 120 cm sampai 160 cm, sedangkan
panjangnya disesuaikan dengan panjang lahan. Tinggi guludan/bedengan 40-50 cm
pada musim penghujan dan 0-20 cm pada musim kemarau. Lubang tanam dibuat dengan
jarak antar barisan 60-80 cm dan jarak dalam barisan 40-50 cm, sehingga
diperoleh jarak tanam 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jumlah tanaman per
hektar berkisar antara 25.000-40.000 tanaman.
4.
Penanaman
Penanaman bibit tomat dilakukan 3-4 minggu setelah dilakukan
pengapuran. Bibit tomat berumur 3-4 minggu dari persemaian ditanam dalam lubang
tanam yang sudah disediakan.
5.
Pemupukan
Pupuk kandang yang digunakan berupa pupuk kandang sapi atau kuda
sebanyak 30 ton/ha atau kira-kira 1 kg/ lubang tanaman. Sedangkan pupuk buatan
berupa pupuk majemuk NPK 15-15-15 dengan dosis 1000-1200 kg/ha atau menggunakan
pupuk tunggal pupuk Urea 125 kg/ha, ZA 300 kg/ha, TSP 250 kg/ha dan KCl 200
kg/ha. Pupuk kandang, setengah dosis pupuk Urea dan ZA, pupuk TSP dan KCl diberikan pada tiap lubang tanam, 2-7 hari sebelum
tanam, sebagai pupuk dasar. Sisa pupuk Urea dan ZA diberikan pada saat tanaman
berumur 4 minggu setelah tanam dengan cara ditugal 10 cm dikiri dan kanan
tanaman tomat.
6.
Penggunaan Mulsa
Mulsa dapat berupa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) untuk
musim kemarau (diberikan dua minggu setelah tanam tomat) atau berupa mulsa plastik
hitam perak untuk musim kemarau dan musim hujan. Mulsa plastik hitam perak
dipasang sebelum penanaman.
7.
Pemeliharaan
Tanaman tomat memerlukan perhatian khusus dalam pemeliharaannya.
Pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain: penyiraman, penyulaman,
pengendalian gulma, perompesan tunas–tunas liar dan pemberian ajir atau turus
serta pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai
tanaman tomat tumbuh normal, kemudian diulang sesuai kebutuhan. Penyulaman dilakukan
terhadap tanaman yang sakit atau mati sampai tanaman berumur 2 minggu.
Pengendalian gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah dan pemberian
pupuk susulan. Perompesan tunas liar dilakukan pada tunas–tunas air, yaitu
tunas–tunas tidak produktif atau tidak menghasilkan bunga dan buah. Kegiatan
ini dilakukan beberapa kali, sehingga dalam satu pohon hanya tertinggal satu
sampai tiga cabang utama saja. Tanaman perlu diberi ajir untuk menopang tanaman
agar tidak roboh. Ajir dapat dibuat dari bambu dengan panjang 1–1,5 m. Tanaman tomat
diikatkan pada ajir tersebut secara longgar, sehingga tanaman tersebut cukup
leluasa berkembang.
8.
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman tomat antara lain kutu kebul,
pengorok daun, ulat grayak, ulat buah tomat, penyakit busuk daun, penyakit
layu, virus kuning, dsb. Ulat tanah dikumpulkan dan dikendalikan secara fisik.
Apabila serangan ulat tanah tinggi, dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara
yang dapat dilakukan, antara lain adalah :
-
Untuk
menghindari serangan hama H. armigera, di
sekeliling tanaman tomat ditanami dua baris tanaman tagetes (Tagetes erecta) atau jagung sebagai tanaman
perangkap.
-
Penggunaan
border 4 – 6 baris jagung dan penggunaan musuh alami (predator Menochilus
sexmaculatus) untuk
mengendalikan Bemisia
tabaci.
-
Penggunaan
perangkap kuning, untuk mengendalikan hama. Apabila diperlukan pestisida,
gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan
pemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu, interval aplikasi dan cara
aplikasi.
9.
Panen Dan Pascapanen
Panen pertama buah tomat dilakukan pada umur 2–3 bulan setelah
tanam (tergantung varietas dan kondisi tanaman). Panen dapat dilakukan antara
10–15 kali pemetikan buah dengan selang 2–3 hari sekali. Buah yang siap dipanen
adalah yang sudah matang 30%. Total buah tomat yang dapat dipanen dari satu
tanaman yang baik dapat mencapai 1–2 kg. Untuk pengangkutan ke tempat yang agak
jauh, buah tomat dapat dikemas dalam peti–peti kayu, tiap-tiap peti berisi
kurang lebih 30 kg buah tomat.
Badan Penelitian Tanaman
Sayuran
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Holtikultura
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar