Budidaya Selada
SELADA
Pendahuluan
Selada (Lactuca sativa L.)
merupakan sayuran daun yang berumur semusim
dan termasuk dalam famili Compositae. Menurut jenisnya ada yang dapat membentuk krop dan ada pula yang tidak. Jenis
yang tidak membentuk krop daun-daunnya
berbentuk “rosette”. Warna daun selada hijau
terang sampai putih kekuningan. Selada jarang dibuat sayur, biasanya hanya dibuat salad atau lalaban.
Persyaratan Tumbuh
Selada tumbuh baik di dataran tinggi (pegunungan). Di
dataran rendah kropnya kecil–kecil dan
cepat berbunga. Pertumbuhan optimal pada
tanah yang subur banyak mengandung humus, mengandung pasir atau lumpur. Suhu yang optimal untuk tumbuhnya antara 15–20 0C,
pH tanah antara 5-6,5. Waktu tanam
terbaik adalah pada akhir musim hujan. Walaupun
demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau dengan pengairan atau penyiraman yang cukup.
1.
Benih
Beberapa jenis selada yang banyak dibudidayakan antara lain adalah
:
a. Selada mentega atau juga
disebut selada bokor/selada daun. Bentuk kropnya bulat, akan tetapi
lepas/keropos.
b. Selada (heading lettuce) atau selada krop. Bentuk krop
ada yang bulat ada pula yang lonjong/bulat panjang. Kropnya padat/kompak.
Kebutuhan
benih per ha adalah sebesar ± 400 g biji.
2.
Persemaian
Biji dapat langsung ditanam di lapangan, tetapi pertumbuhan tanaman
lebih baik melalui persemaian. Sebelum disemai, benih direndam dahulu dalam air
hangat (50°C) atau dalam larutan Previcur N (1 ml/l) selama satu jam. Benih
disebar merata pada bedengan persemaian dengan media berupa campuran tanah +
pupuk kandang/kompos (1:1), kemudian ditutup dengan daun pisang selama 2-3
hari. Bedengan persemaian diberi naungan/atap screen/kasa/plastik transparan.
Persemaian ditutup dengan screen untuk menghindari serangan OPT. Setelah
berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam bumbunan yang terbuat daun
pisang/pot plastik dengan media yang sama (tanah + pupuk kandang steril).
Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah
berumur 3–4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun.
3.
Pengolahan Tanah
Tanah dicangkul sedalam 20–30 cm. Kemudian diberi pupuk kandang
kuda atau sapi ± 10 ton/ha, diaduk dan diratakan. Kemudian tanah dibuat
bedengan lebar 100-120 cm. Apabila benih akan di tanam langsung, maka dibuat
alur/garitan dengan cangkul yang dimiringkan. Jarak antara garitan ± 25 cm.
Tetapi apabila benih disemaikan terlebih dahulu maka dibuat lubang tanam dengan
jarak 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm.
4.
Penanaman
Penanaman secara langsung dilakukan dengan cara benih
ditabur dalam garitan yang telah ditentukan. Jika melalui persemaian, bibit ditanam
dengan jarak tanam seperti tersebut di atas, sehingga dalam satu bedengan dapat
memuat 4 baris tanaman.
5.
Pemupukan
Selain pupuk kandang, diperlukan pupuk nitrogen. Pada umur 2
minggu setelah tanam, pupuk N diberikan di dalam garitan sejauh ± 5 cm dari
tanaman. Kemudian pupuk ditutup dengan tanah. Dosis pupuk N ± 60 kg N/ha atau
300 kg ZA/ha. Pupuk tersebut dapat diberikan dua kali dengan selang 2 minggu.
6.
Pemeliharaan
Penjarangan dilakukan jika penanaman dilakukan secara
langsung. Penyiraman dilakukan tiap hari sampai selada tumbuh normal (lilir), kemudian
diulang sesuai kebutuhan. Bila ada tanaman yang mati, segera disulam dan
penyulaman dihentikan setelah tanaman berumur 10–15 hari setelah tanam.
Penyiangan dan pendangiran dilakukan bersamaan dengan waktu pemupukan pertama
dan kedua.
7.
Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman selada antara lain kutu daun
(Myzus persicae)
dan penyakit busuk akar karena Rhizoctonia sp. Pengendalian OPT dilakukan
tergantung pada OPT yang menyerang. Apabila diperlukan pestisida, gunakan
pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan ketepatan pemilihan
jenis, dosis, volume semprot, waktu, interval aplikasi dan cara aplikasi.
8.
Panen dan Pascapanen
Tanaman selada dapat dipanen setelah berumur ± 2 bulan.
Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut batang tanaman dengan akar-akarnya
atau memotong pangkal batang. Tanaman yang baik dapat menghasilkan ± 15 ton
/ha. Selada cepat layu, sehingga untuk menjaga kualitasnya, harus ditempatkan
di wadah berisi air (biasa dilakukan di pasar tradisional).
Badan Penelitian Tanaman
Sayuran
Pusat Penelitian dan
Pengembangan Holtikultura
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian
Komentar
Posting Komentar